Rabu, 29 April 2015

Analisis Krisis Ekonomi Politik Indonesia (2010)



Latar Belakang
Perekonomian memiliki peran yang sangat sentral bagi suatu negara, keberhasilan pemimpin suatu negara di tentukan oleh seberapa sejahtera masyarakat dalam negara tersebut. Indonesia merupakan negara berkembang yang perkembangan pertumbuhan perekonomiannya paling lambat di bandingkan negara-negara lain seperti malaysia, thailand dan korea selatan, seperti yang kita tahu bahwasanya indonesia merdeka pada tahun 1945 jauh sebelum malaysia, thailan dan kore utara merdeka, namun pada saat ini negara tersebut mulai menguat baik dalam perekonomian maupun sistem ketahanan negara tersebut, malaysia, korea utara, dan thailand merupakan negara yang lebih kecil dari indonesia, namun saat ini negara-negara tersebut jauh berkembang melampaui indonesia, padahal jika dilihat secara geologi indonesia merupakan negara yang paling besar dengan kekayaan alam paling melimpah di antara negara-negara tersebut, sehingga tentusaja menimbulkan pertanyaan bagi kita apa yang terjadi dengan indonesia kita tercinta.
Sejak indonesia merdeka hingga saat ini telah banyak pemimpin negara yang berganti dengan berbagai sistem sebagai upaya pemerintah untuk semakin membuat indonesia tumbuh dan berkembang, namun hasilnya dapat dikatakan hampir sama tak banyak perubahan. Tumbuh suburnya KKN di indonesia telah ada dan berkembang sejak awal kemerdekaan kita, sehingga memerlukan pembenahan besar-besaran yang harus di lakukan oleh berbagai pihak, namun setelah KKN telah menjadi sistem yang saat ini telah di anggap wajar, dapatkah kita mampu membenahinya dengan keegoisan para aparat pemerintah saat ini, dimana banyak diantara pejabat politik yang berganti tiap 5 tahun sekali membuat berbagai kebijakan banyak berubah, dan seakan kebijakan yangt dibuat hanya bertahan 5 tahun  saja yang berdasarkan kepada kepentingan berbagai pihak yang mampu membayar untuk meloloskan UUD demi kepentingannya? Selain itu bagaimana dengan pejabat karir yang ada di indonesia yang sibuk memperkaya dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak? pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mampu mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan segala kepentingan dan urusannya dan tersistem dari sentralisasi ke desentralisasi dengan ungkapan kata yang tepat dan mampu di pahami berbagai pihak, selain itu sistem pengawasan yang dilakukan harus jelas pertanggung jawabannya sehingga tidak terjadi ketimpangan tanggung jawab agar kejelasan nya dapat di pahami banyak pihak. Dalam kesempatan kali ini saya ingin mengupas sejak awal bagaimana terjadinya krisis, apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya, selain itu pemberitaan di televisi bahwasanya pergerakan ekonomi di Indonesia lebih banyak di latar belakangi kepentingan beberapa pihak saja sehingga tentusaja erugikan pihak lain, makalah ini saya buat dengan berdasarkan pada buku yang lebih menyorori pertengahan terjadinya politik-ekonomi yang sebenarnya dampaknya hingga saat ini masih sangat kita rasakan, dari sini sapat disimpulkan bahwa ekonomi – poitik zaman dahulu hingga sekarang tidak banyak berubah, dengan ini saya mengajukan 3 riset question sebagai berikut.

Riset Questiom
1.     Analisis Demand-Supplay kurs dolar dan aspek ekonomi politiknya
2.     Politik dan Ekonomi: Krisis yang harus di atasi bersama
3.     Reformasi kelembagaan dan sistem ekonomi politik dalam perspektif teori dan paradigma ekonomi

Pembahasan
Analisis Demand-Suplay Kurs Dolar dan Aspek Ekonomi Politiknya
Pada tahun 2001 gerakan kurs dolar yang meningkat ditanggapi dengan kepanikan oleh masyarakat indonesia yang memiliki dana berlebih, sehingga nilai rupiah cenderung menurun dan tentusaja hal ini membuat para investor segera membeli dolar untuk mempertahankan kekayaannya.krisis ini tidak hanya berdimensi padasecara teknis ekonomi moneter saja, tetapi berdimensi sangat luas terkait dengan persoalan ekonomi politik. Dasar ilmu ekonomi memberikan pengertian jika harga uatu jenis barang di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran atas barang yang tersedia dan disepakati pembelidan penjual atau dengan kata lain bisa disebut harga keseimbangan.
Hukum permintaan mengatakan bahwa jika harga turun maka permintaan akan naik, hal ini menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara permintaan dan harga (Rachbini, 2001). Hukum penawaran mengatakan hubungan positif antara jumlah yang ditawarkan dan harga. Faktor yang mempengaruhi pasokan barang yaitu: ekspor, masuknya modal dari luar negeri, investasi langsung dari luar negeri.
Pada trahun 2001 yang terjadi adalah tekanan permintaan melebihi kemampuan penawaran, akibatnya harga kurs terus naik. Hal ini mengakibatkan investor yang memiliki dana rupiah yang sangat besar bergerak untuk mengamankan rupiahnya ke dolar, disisi lain perdagangan internasional hampir selalu dipastikan mengalami defisit terus menerus sehingga menyebabkan tidak ada cadangan devisadan membuat indonesia kekurangan cadangan devisa.
Jumlah cadangan devisa seringkali diukur dengan ukuran seberapa lama cadangan devisa mampu menutupi kebutuhan impor, saat terjadi kenaikan permintaan dolar yang gila-gilaan cadangan ini di pakai BI untuk meredam kenaikan kurs, masalahnya cadangan ini tidak cukup besar untuk selalu menutup segala lonjakan permintaan sehingga pemerintah melepaskan batas intervensi dan membiarkan kurs bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran pasar sehingga dapat dipastikan kurs dapat bergerak bebas.
Politik dan Ekonomi: Krisis yang harus di atasi bersama
Presiden PKS tifatul sembiring menghimbau semua pihak agar bahu membahu mengatasi krisis keuangan yang berimbas ke indonesia. Mari selamat bersama-sama membangun kesadaran untuk mengatasi krisis, jangan egois. Demikian siaran pers yang di terima kompas di jakarta pada hari jum’at (10/10). Selain itu Tifatul juga mengingatkan agar pemerintah tidak coba-coba memberikan bantuan maupun kredit kepada pengusaha yang sedang bangkrut di pasar bursa, sehingga kasus BLBI, dan KLBI tidak terulang lagi dimana hutang konlomerat harus ditanggung oleh rakyat.
Pada rangkaian acara KTT G-20  presiden SBY mjengusulkan konsep kemitraan bersama antara pemerintah dan pengusaha untuk mengatasi dampak krisis global,dalam acara ini presiden SBY menegaskan bahwa persoalan yang semakin kompleks dan saling keterkaitan masalah membuat tidak akan mudah dalam mencari solusi, oleh karena itu, kerjasama semua pihak akan menjadi solusi terbaik, kerjasama antar kelompok bisnis, pemerintah pusat dan daerah, dan seluruh pemangku kepentingan agar dengan kerjasama pemerinta ekonomi dan pengusaha indonesia tetap tumbuh, inflasi rendah, system perbankan sehat, dan konsumsi serta investasi akan ikut mendorong pertumbuhan.
Negara indonesi berbeda dengan Negara lain dalam mneghadapi krisis yang terjadi yang secara bersama-sama juga menyerang Thailand, Malaysia dan Korea selatan. Ekonomi Indonesia mengalami permasalahan politik. Aspek politik ini yang emnjadi ganjalan bagi proses pemulihan ekonomi sehingga signal-signal pasar yang menunjukan perbaikan-perbaikan untuk beberapa indicator tidak di tanggapi oleh pelaku ekonomi itu sendiri. Berbagai pihak menunggu sampai ada kepastian sistem dan proses politik yang lebih stabil sehingga dapat terhindar dari resiko politik. Dengan demikian mulai sejak siding umum 1999 sampai beberapa tahun pemerintahan masih dalam proses percobaan apakah ekonomi Indonesia akan lolos dari lubang krisis berkepanjangan atau tidak.
Ada beberapa pertanyaan penting yang harus diajukan dalam masa transisi politik terkait dengan proses pemulihan ekonomi yang cenderung terhambat oleh fluktuasi suhu politik  yaitu apakah ekonomi (pasar keuangan dan nilai tukar) akan selalu menjadi korban  ketidak pastian politik. hubungan sebab akibat antara politik dan ekonomi menjadi begitu intensif sehingga menyulitkan pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan terhadap dampak ekonomi khususnya fluktuasi nilai tukar. nilai rupiah naik atau turun manjadi teka-teki dan spekulasi dara para pemain valas yang hingga saatbini kontribusinya terhadap ekonomi itu sendiri tidak lagi nyata bahkan cenderung negatif. sistem keuangan global menyimpan benalu sebagai bagian yang saling merugikan satu pihak dan lainnya.
Dengan fenomena yang terasa baru bahkan aneh bagi pelaku bisnis langsung, proses pemilihan ekonomi seperti tidak menentu kemana arahnya. Hal baru yang dirasakan sebagai pengganggu kegiatan bisnis adalah factor-faktor politik dan masalah-masalah eksternal di mana hal ini sebelumnya belum pernah terjadi. Persoalan politik yang terjadi benar-enar mempengaruhi pasar yang ada. Politisi begitu asyik memainkan peranannya. 
Hal ini semakin membuat para pelaku ekonomi enggan masuk kembali ke lapangan bisnisnya.pelaku pasar ini lebih banyak menunggu dan berperilaku hati-hati dan akibatnya tidak menstimulasi pertumbuhan kegiatan ekonomi ini menjadi lambat. Sistem politikinternal tetap menjadi ganjalan serius bagi ekonom. Aktor-ator politik yang ada tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk memainkan peranannya secara komprehensif termasuk perhatian politik untuk berupaya membangun insitusi politik yang ramah terhadap pasar dan institusi ekonomi yang efektik untuk mengurangi dampak krisis. Dengan adanya kualitas politisi yang seperti ini tentu saja sistem ekonomi dan politik yang di upayakan tidak bisa diserahkan pada mereka. Elemen-elemen masyarakat perguruan tinggi, mahasiswa dan intelektual tetap harus memainkan peran control terhadap pemerintahan.
Pengaruh politik terhadap ekonomi berganda terutama karena pemerintah yang berkuasa saat ini masih mewarisi  rezim lama yang tidak accountable di hadapan rakyat. Factor internal ini bersama dengan masalah-masalah eksternal menyebabkan kepastian usaha semakin melemah. Ketidak pastian yang terjadi menutup  kemungkinan pelaku ekonomi untuk terjun kembali di dunia bisnis. Risiko fluktuasi menyulitkan pengusaha untuk mengkalkulasi kentungan agar dapat menghindari kerugian yang dapat terjadi karena perubahan nilai tukar rupiah yang tidak dapat di prediksi terjadinya. Nilai rupiah yang seharusnya menjadi sumber kepastian bisnis terasa tidak pernah member sinyal yang menyejukkan bagi pelaku ekonomi. Hal inimenjadi permasalahan karena menghambat pengusaha Indonesia untuk masuk kedalam pasar karena sistem keuangan yang tidak stabil seperti sekarang dan rentan terhadap perubahan-perubahan politik dan aspek sosial lainnya. Yang saling berhubungan baik secara lngsung maupun tidak dengan sistem ekonomi. Bank Indonesia yang merupakan lembaga keuangan yang independen pun tidak mampu meredam gejolak nilai tukar rupiah dengan kebijakan-kebijakannya.
Nilai tukar rupiah dibiarkan terombang ambing dan otorotas moneter menyalahkan factor politik dan moneter sebagai penyebabnya. Sehingga akan timbul pertanyaan siapa yang bertanggung jawab berdiri di garda terdepan untuk menjaga nilai tukar rupiah atau mengurangi dampak akibat factor eksternal sosial dan politik? Jawabannya tetap pada BI sebagai bank sentral. BI harus responsive dalam menciptakan varitas sistem keuangan internal yang lebih tahan krisis. Selama ini dengan nilai tukar yang melemah BI dianggap tidak melakukan kebijakannya dengan sigap dan cepat. Namun sebenarnya krisis ini menjadi pembelajaran tersendiri untuk membuat BI menciptakan varitas baru sistem keuangan yang dapat menjaga nilai tukar dari hal-hal yang tidak ada urusannya dengan pasar.
 Bank Indonesia tidak bisa membiarkan nilai tukar terombang ambing begitu saja saat ada kasus korupsi, penyimpangan pejabat oublik atau isu-isu tidak mendasar yang kemudian menyalahkan factor eksternal sebagai penyebabnya. Cara memandang persoalan yang kita hadapi ini dapat dilakukan dari dua cara pandang, yang pertama kita harus menyadari bahwa lingkungan pasar  keuangan global sangat labil dan penuh praktik spekulasi dari investor yang bekerja tidak produktif tetapi mengambil keuntungan dari gharga valuta asing.sistem spekulasi ini bukan lagisebagai factor penstabilisasi gejolak nilai tukar dan valas sistem ini sudah cacat karena sudah banyak mata uang untuk spekulasi daripada untuk fungsi pembayaran dan fungsi pendukung kegiatan produktif lainnya.
Sistem yang cacat ini belum bisa diruntuhkan karena sebagian besar sistem ekonomi besar didalam kapitalisme global ini manikmati keuntungan karena aliran modal dna pendapatan jasa-jasakeuanga yang tidak produktif. Tetapi pendapatan dari jasa keuangan itu bisa dipakai untuk memborong asset-aset produktif dinegara-negara terkena krisis yang terpaksa menjual dikarenakan berbagai kebutuhan. Sistem global ini hanya dapat di runtuhkan jika elemen besar dari sistem ini juga runtuh seperti IMF, AS, dll selama Negara besar seperti AS dan institusi keuangan seperti IMF juga institusi keuanga lainnya masih mendapatkan keuntungan dan peran strategis dari sistem ini, sistem yang cacat atau rusak ini akan terus berlanjut tetapi dengan berbagai pengorbanan ekonomi dan kemanusiaan dari Negara-negara pinggiran.
Persis seperti sistem komunis global yang menjadi kebenaran mutlak didalam masyarakatnya serta tidak pernah bisa dikoreksi pada masa kejayaannya tetapi kemudian terbukti salah dan cacat setelah sistem itu ambruk. Menunggu pembuktian sistem yang salah dengan keambrukannya jelas akan mengorbankan banyak pihak yang tentusaja hal itu tidak adil karena pengorbanan terbesar di rasakan oleh lapisan bawah.  Sisi yang lain ialah mengubah sistem internal secara kolektif dan komprehensif untuk mempromosikan sikap sensitive pengambil keputusan (ekonomi, politik, sosial, dan keamanan), dan para politisi untuk memperhatikan dampak sosial ekonominya terhadap masyarakat yang terutama persoalan ketidakstabilan nilai tukar.
Sikap dan perubahan mental para pejabat public dan plitisi seperti ini dilakukan karena domain global sistem ekonomi politik sudah mendekati given dan terpaksa dinerima dengan kondisi yang tidak adil bagi Negara yang kurang berdaya dan otomatis mempunyai uang yang tergolong soft currency yang artinya pembentukan kesadaran akan adanya ancaman sistem global adalah perbaikan tindakan kolektif dengan dilandasi oleh kesadaran kolektif yang peka terhadap persoalan-persoalan ekonomi. Kesadaran tersebut terbentuk dengan mengukur dampak dari tindakan kebijakan yang dilakukan terhadap bidang ekonomi masyarakat. Dalam masalah ini perlu bentuk pemimpin yang efektif sehingga tindakan kolektif dapat dengan mudah diwujudkan.
Reformasi Kelembagaan dan Sistem Ekonomi Politik: Perspektif Teori dan paradigma Ekonomi
Dalam ilmu agama di kenal dengan istilah “ ilmu adalah induknya amal”dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa segala macam prakik di dunia sosial politik dan ekonomi seharusnya berpucuk pada ilmu. Tetapi celakanya ilmu sosial yang sejak awal kelahirannya terus berpotensi terpecah pecah dan terdepartementasi dalam sekat-sekat yang menyusahkan diri karena kehilangan daya analisisnya terhadap fenomena sosial-politik dan ekonomi yang pada dasarnya saling berkaitan. Ilmu sosial yang terpecah sebenarnya memunyai objek yang sama yaitu perilaku dan fenomena masyarakat. Objek yang sama jikadi lihat dari paradigm yang berlainan dan tidak singkron, masing-masig akan menghasilkan analisis yang berbeda, simpang sur, dan paradok antar bidang ilmu tersebut. Dan yang paling riskan ahli ilmu ekonomi tidak pernah bertemu dalam paradigm yang sama dengan ilmu politik dan ilmu sosial lainnya. Permasalahan seperti ini tidak pernah dialami oleh ilmu-ilmu eksakta karena masing-masing ilmu itu berinduk pada paradigma yang sama.
Bagaimana cara menemukan paradigm yang dapat menyatukan ilmu ekonomi dn ilmu-ilmu sosial lainnya? Jawabanya yang pertama yaitu bagaimana menemukan paradigm dasar yang menjadi landasan bekerjanya institusi ekonomi, sosial dan politik. Dalam ilmu eksakta ada teori dasar yang menjadi landasan bagi dunia benda atau dunia materi yakni atom. Karena itu dengan atom semua benda dapat dijelaskan dengan perspektif yang sama, bail dalam ilmu biologi, fisika maupun kimia.
Dalam ilmu ekonomi, paradigm dasar itu merupakan pranata pertukaran yang dalam teori permintaan dan penawaran berlaku konsep pertukaran yang kemudian membentuk harga keseimbangan. Pertukaran dalam ilmu ekonomi dilakukan secara bebas oleh pembeli dan penjual.ini yang disebut market institusion atau market mechanism. Kini ilmu ekonomi menawarkan kekayaan pradigmanya untuk menjadi dasar bagi paradigmailmu-ilmu sosial lainnya sehingga paradigma dasar ini bisa menjadi basis bagi reformasi politik agar sistem dan institusinya berjalan dengan baik.
Paradigma dasar pertukaran ini merupakan pondasi bagi berjalannya sistem sosial, ekonomi, dan politik karena itu institusi pertukaran ini juga segharusnya bisa di pakai sebagai paradigm dasar  dalam ilmu politik. Yang kemudian oleh pengarang buku di sebut political exchange (PE), dalam pertukaran politik itu harus ada Political Market (PM), seperti pemilu, konsesus, peraturan dan undang-undang.
Bagaimana pertukaran politik dapat terjadi sifat dasar dala PM tentu saja berdeba dengan pertukaran didalam ekonomi yang berdimensi uang. Jika pertukaran tersebut sama dengan pertukaran di dalam mekanisme pasar ekonomi maka transaksi politik tersebut menjadi cacat. Karena itu poitical market  yang baik selalu didasarkan pada pertukaran antara pemerintan. Dan akyat yang dimediasi oleh proses pertukaran seperti pemilihan umum, representasi rakyat didalam parlemen, program pemerintah untuk rakyat dan sebagainya.
Bagaimana reformasi pada institusi politik dilakukan? Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam pertukaran politik. Pada hirarki pertama politisi melakukan pertukaran dengan masyarakat melalui pemilihan umum untuk membentuk institusi Negara dan institusi politik lainnya. Proses pertukaran ini harus jujur, adil, dan tidak distorsi sehingga masyarakat dapat memilih wakil-wakilnya dan pemerintah yang  menjalankan semua masalah kenegaraan. Pada hirarki ini, masyarakat melalui kekuatan suaranya dalam suatu proses politik dapat membentuk institusi Negara.
Pada hirarki yang kedua Negara setelah mempunyai kekuatan mengatur mambayar apa yang diberikan masyarakat melalui pemilihan umum tersebut. Pemerintah melakukan yang terbaik untuk rakyat melalui program-program pembangunan, menciptakan peraturan yang sehat dan sebagainya. Tetapi pada hirarki kedua ini Negara menjadi institusi yang bersifat wajib dalam setiap transaksinya dengan institusi luarnya. Karena itu institusi untuk mengontrol kiprah Negara  sendiri harus ditegakkan melalui lembaga perwakilan rakyat karena secara normative Negara yang terbentuk dari rakyat harus mengabdikan dirinya untuk rakyatnya pula.
Dasar pokok reformasi untuk membentuk sistem dan pranata politik yang baik adalah institusi pertukaran politik dimana pemerintah serta rakyat bertukar dalam berbagai hirarki kehidupan, baik pemilu, program pemerintah, peraturan dan sebagainya. Didalam PM politisi melakukan pertukaran dengan rakyat melalui proses politik yang transparan.
Sistem politik dan bisnis juga dilandasi oleh institusi pertukaran yang dilandasi oleh kesukarelaan dan persaingan yang sehat dengan dukunga sistem aturan yang dihasilkan Negara yang menjadi pengelolanya.  Dengan hal seperti ini kita dapat melihat perbedaan mendasar antara dunia usaha dengan institusi Negara . secara sederhana Negara menjadi wasit yang adil didunia usaha melalui penciptaan peraturan perundang-undangan yang tidak memihak kelompok tertentu tidak korporatis tidak bersifat kroni, dan tidak distorsif,. Di lain pihak swasta merupakan pemain dan pelaku dilapangan yang bersaing secara sehat, efisien, dan menciptakan produk dan jasa yang murah untuk masyarakat.
Dimana urgensi reformasi politik dalam konteks sistem ekonomi sperti ini? Yang pertama sistem ekonomi politik gharus memisahkan secara tegas institusi pemerintah (Negara) dan institusi swasta. Pencampur adukan kiprah Negara dan swasta akan melahirkan linking yang buruk antara kedua belah pihak sehingga besar kemungkinan terjadi KKN yang tentu saja hal ini merugikan rakyat banyak. Hubugan antara Negara dan swasta adlah hubungan formal dalam sistem peraturan yang sehat sehingga Negara dan birokrasi menjadi sosok yang bersih, dan swasta tampil sebagai sosok yang efisien dan sehat.
Yang kedua pemerintah dalam hal ini institusi Negara arus berperan sebagai wasit yang menciptakan sistem aturan ekonomi yang sehat untuk bisnis. Dengan demikian dunia bisnis terhindar dari intevensi pemerintah atau Negara secara berlebihan sehingga menyebabkan hilangnya kemandirian dan efisiensinya. Sebaliknyajika pemerintah berjarak secara tegas dan hubungan dengan dunia bisnis hanya dipelihara dalam konteks formal untuk membangun sistem ekonomi politik yang sehat maka campur tangan bisnis didalam Negara juga bisa dihindari. Jadi reformasi dalam perspektif ini tidak lain adalah reformasi secara tegas antara institusi Negara dan swasta di Indonesia yang selama ini bersifat kroni dan korporatis kesalahan ini tidak disadarisecara mendasar karena kuatnya institusi Negara dan swasta berada dalam lingkup kemauan Negara dan beragam fasilitas yang diberikan.

Kesimpulan
Seperti yang kita tahu banwasanya pohon dapat tumbuh memiliki batang dan daun karena pohon tersebut di tanam atau tertanam yang memiliki akar, semakin besar pohon itu semakin kuat akarnya. Seperti itulah Indonesiaku, Negara yang tumbuh dan berkembang karena keinginannya untuk merdeka setelah di jajah oleh bangsa asing yang sebenar nya hingga saat inipun masih dijajah oleh bangsa asing dengan cara mereka yang lebih halus, yaitu melalui sistem politik dan ekonomi kita di mana kedua merupakan hal yang sangat sentral, namun melalui pembahasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa tetap ada cara bagaimana mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan juga krisis moral yang di hadapi para politisi kita.






Daftar Pustaka
Rachbini, didik, 2001, Analisis Kritis Ekonomi Politik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar